Wendy tampil memukau dalam acara jumpa pers Internasional Theatre Festival 2016. Sumber foto : Wendy
Artikel : Ye Yi Wei
Penerjemah : Chou Si Yu
Wendy yang selalu membungkus rambutnya dengan kerudung berwarna cerah ini, selalu tampil “kalem” dan membawa senyum. Wendy yang sejak kecil hobi menyanyi dan menari ini, fasih berbicara bahasa Mandarin, Taiwan, Hakka, dan juga beberapa kata bahasa penduduk asli Taiwan. Tahun depan dia memasuki tahun ke-9 bekerja di Taiwan. Kesukaan Wendy terhadap Taiwan dimulai dari kegemarannya melihat serial film “Meteor Garden” dan ketertarikannya terhadap keindahan baju tradisional Cina, hal itulah yang membuatnya bertekad untuk datang ke Taiwan. “Awalnya ingin datang ke Taiwan karena rasa tertarik, tidak pernah menyangka kalau datang sebagai tenaga perawat nenek”, ingat Wendy terhadap 10 tahun masa yang lalu. Wendy sudah 3 kali datang ke Taiwan, dua kali kedatangannya, Wendy bekerja di Hsinchu dan Taipei di tengah keluarga Hakka. Hal inilah yang membuat Wendy selain bisa berbicara Mandarin dan Thaiyu, dia juga fasih berbicara Hakka.
Ketika ditanya pengalaman Wendy saat belajar bahasa, dia berkata, “Ganti handphone saja! Sesampai di Taiwan, sistem ponsel berbahasa Mandarin semua, bicara dengan Nenek juga pakai Hakka. Tapi untungnya bos sangat baik kepada saya, ketika saya pertama kali datang, bahasa Mandarin saya sangat jelek sehingga mudah merasa takut. Bos saya juga selalu mendorong dan tak berhenti memuji kalau bahasa Mandarinku berkembang cepat.” Dengan cara inilah membuat Wendy secara bertahap mampu mengatasi kendala bahasa dan mempunyai kemampuan lebih dari satu bahasa.


Selain bekerja, Wendy juga banyak berpartisipasi dalam berbagai ajang perlombaan dan tampil dalam acara televise di Taiwan. Pengalaman panggungnya cukup banyak, dia tidak pernah absen berpartisipasi dalam kegiatan rutin tahunan peringatan KARTINI, selain itu dia berhasil meraih Juara III kontes kecantikan yang diadakan oleh salah satu media TV streaming di Taiwan. Pada 29-30 Oktober tahun ini, Wendy bersama “Dark Eyes Performance Lab” tampil dalam serial “Les fourberies de Myriam”. Terlebih lagi, Wendy merupakan satu-satunya pemain berkebangsaan Indonesia.
“Setiap kali saya pulang ke Indonesia, orang tua selalu menyuruh saya untuk segera menikah dan tinggal menetap di Indonesia. Membuat saya ingin segera kembali ke Taiwan”, Wendy bercerita pengalamannya ketika pulang ke kampung halaman tiap 3 tahun sekali.
Wendy sejak kecil dibesarkan oleh orang tua angkat, uang hasil jerih payahnya di Taiwan digunakan untuk membeli rumah di Jakarta dan Jawa Tengah sebagai tempat tinggal adik-adiknya, adik laki-lakinya bekerja sebagai pegawai cafe di Jakarta, sedangkan adik perempuan Wendy sudah memiliki 2 anak. “Sejak kecil kami tidak punya kesempatan hidup bersama, jadi sekarang lebih prioritas ke adik-adik!”, jelas Wendy. Wendy juga bercerita bahwa temannya di Indonesia rata-rata sudah menikah dan berkeluarga, jadi ketika pulang ke Indonesia dia tidak sabar untuk segera kembali ke Taiwan, menurutnya teman-teman di Taiwan lebih banyak dan hubungannya lebih erat.

Ketika saya bertanya Wendy apakah ada niat untuk menikah? Wendy menjawab, “Asalkan bertemu dengan orang yang tepat, pastilah tidak menutup kemungkinan. Tapi kalau tidak ketemu ya…tak jadi masalah, karena hidup saya sekarang sudah baik.” Sebentar lagi kontrak kerja 3 tahun Wendy sudah hampir berakhir, Wendy berencana di kemudian harinya akan membangun bisnis lintas negara Indonesia-Taiwan, dengan harapan bisa tetap berhubungan dengan teman-teman di Taiwan dan tetap dekat dengan keluarga di Indonesia. Sering terlihatnya sosok Wendy dalam berbagai kegiatan masyarakat Indonesia di Taiwan, pasti akan membuat Wendy selalu diingat oleh teman-teman di Taiwan, meskipun Wendy sudah kembali ke Indonesia.
