You are currently viewing Seminar tentang Pembinaan Hubungan Pernikahan Campuran

Seminar tentang Pembinaan Hubungan Pernikahan Campuran

本文同步刊登於Taiwan Kini

 

Artikel & Foto/ Yi Ren
Penerjemah/ Hesti

I-Link Community Services Associations Taiwan pada 24 Juli 2016 mengadakan acara seminar khusus tentang pernikahan yang ditujukan untuk warga Indonesia (laki-laki atau perempuan) yang menikah di Taiwan serta para remaja di Taipei Public Library (Perpustakaan Taipei). Pasangan Ye Ling Nan dan Luo Mei Yu yang menjadi pembicara dalam seminar ini, menggunakan contoh-contoh kehidupan sekitar dalam membantu peserta agar lebih memahami cara membina hubungan pernikahan. Pada 18 September juga akan diadakan lagi acara serupa dan bertempat di lokasi yang sama, bagi Anda yang berminat, silahkan datang berpartisipasi.

Pada awal kegiatan, peserta akan dibagi kelompok, lalu diminta untuk menuliskan hal yang paling ingin dirubah dalam keluarga masing-masing. Setelah itu peserta diminta untuk berbagi dalam kelompok masing-masing. “Berharap pasangan saya tidak memiliki pihak ketiga”, “Berharap anak-anak percaya dengan kata hati mereka sendiri”. Pembicara Ling Nan berbagi satu kalimat berharga, “Cinta sejati tidak ada menang atau kalah, tidak ada jalan pintas menuju kebahagiaan”. Inti dari kalimat itu memberitahu Anda bahwa hubungan pernikahan butuh untuk dibina, alasan ini diungkapkan Ye Ling Nan karena beliau sendiri juga merupakan penduduk imigran berasal dari Hong Kong yang datang dan menikah ke Taiwan, sehingga beliau dapat lebih memahami beban perasaan yang dialami seorang penduduk imigran baru.

“Ketika kami sedang membahas tentang pengelolaan uang, menurut saya…seketika menerima gaji hendaknya terlebih dulu ambil persentase tertentu dari uang gaji untuk ditabung dan uang itu tak boleh digunakan kecuali keadaan darurat”, penjelasan Luo Mei Yu. Tetapi suami saya berpikir, baru mulai bekerja, gaji yang diperoleh masih kecil, mengapa harus disisihkan untuk ditabung? Dipakai saja hampir tidak cukup. Adanya selisih pandangan seperti ini tak terlepas karena dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan tumbuh dan ajaran orang tua masing-masing, “Kedua pemikiran tidak ada yang salah, hanya melihat dari sudut pandang yang berbeda”, jelas Luo Mei Yu. Ketika mendengar penjelasan ini, banyak peserta yang menganggukkan kepala.

“Dari 100 hal, jika pasangan Anda hanya bisa melakukan baik 70 hal saja. Apakah Anda akan bercerai?”, tanya pembicara seminar. Hampir semua peserta menggelengkan kepala. “Meskipun hanya ada 5 hal yang dilakukan baik, sedangkan Anda berpikir bahwa 5 hal itu adalah hal yang sangat penting. Sebetulnya Anda juga tak perlu bercerai”, tandas Ye Ling Nan.